Friday, November 12, 2010

Kedekatan itu Bukan Sekedar Jarak

Dalam jurnalistik ada kriteria kedekatan untuk memilih dan memilah berita. Saat ini berasa sekali kedekatan ini bukan semata urusan ruang dengan jarak tempuh tertentu.

Mungkin tidak banyak orang Indonesia yang tahu persis letak Pulau Pagai (Pagai Utara dan Pagai Selatan). Namun bagi para peselancar, gelombang di bagian selatan Kepulauan Mentawai ini masuk kategori kelas dunia (world class wave). Tak heran peselancar Australia lebih mengenalnya daripada penulis yang notabene warga Indonesia.

Terkenal di kalangan peselancar mancanegara, Pulau Pagai ternyata memiliki resor cantik dengan cottages nuansa etnik berpadu dengan keindahan pantainya. Ini justru penulis saksikan di siaran berita televisi Australia.

Pasalnya 10 warga Australia termasuk di antara sekitar 190 korban yang hilang, ketika gelombang tsunami menyapu bagian selatan Kepulauan Mentawai tersebut. Tsunami - yang diyakin mencapai setinggi 3 meter - dipicu gempa tektonik yang menurut United State Geological Survey (USGS) berkekuatan 7,7 dengan kedalaman episentrum 20,6 kilometer terjadi pada Senin, 25 Oktober 2010 pukul 21.42 waktu setempat.

Di antara 10 warga Australia itu, terdapat nama Alex McTaggart yang merupakan Walikota Pittwater sekaligus anggota parlemen (MP) dari negara bagian New South Wales. Tak pelak televisi Australia menayangkan sebagai breaking news di berita pagi, ketika di Indonesia bagian barat masih terlelap pada dini hari.

Gempa bumi diiringi tsunami ini mengingatkan pada bencana nasional tsunami Aceh dan Nias di tahun 2004 dan 2005. Karenanya kedekatan saat ini kurasakan lebih emosional. Ada duka dan prihatin, namun juga pertanyaan besar kemana Sistem Peringatan Dini Tsunami yang pernah digembar-gemborkan?

Memang gempa tektonik sulit dipastikan kapan terjadinya. Namun para ahli geologi dan berbagai pakar telah memperingatkan sejak tahun 2004, bahwa setelah Aceh dan Nias, Patahan Siberut bakal di urutan berikutnya.

Ada yang dikenal sebagai Sunda Megathrust mulai dari Laut Andaman di selatan Burma melengkung sepanjang pantai barat Pulau Sumatera dan pantai selatan Pulau Jawa hingga Sumbawa. Ini merupakan pertemuan lempeng Eurasia dengan Indo-Australia yang aktif kembali melepaskan 'energi bumi' sejak gempa dan tsunami 2004.

Kenapa kita tidak belajar dari masa lalu? Mengapa suara para pakar itu dianggap angin lalu? Tanya? Kenapa?

No comments: