Monday, June 2, 2008

My First Stargazing Party

Ini untuk pertama kalinya saya ikutan 'stargazing party' Indo Sky Gazer.
Saya jadi tahu sekarang, 'bintang pujaan' saya yang terbit di timur (kadang tenggara, mulai September kalau tidak salah) ternyata si megaplanet Yupiter. Si bongsor tatasurya kita ini ternyata 'membawa' 4 anaknya kalau dilihat dengan teleskop Pak Ris. Wow keren!
Saya juga baru tahu, kalau di sengat ekor Kalajengking, tersembunyi 'permata' M7 dan M6 (open cluster stars) yang luar biasa cerlang-cemerlang, indah mengalahkan berlian manapun, cuma ditatap dengan binokular Pak Ris. Dengan teleskop yang field of view (FOV) lebih lebar, malah M7 kehilangan daya pikatnya karena tersebar.
Tapi kamera Mas Adi bisa menangkap si Butterfly (star cluster) lengkap dengan warna biru yang mengitari warna kuning yang tidak tertangkap reseptor mata kita melalui eyepiece (lubang pengintip teleskop).
Lalu Mas Gabriel dengan senter nightmode membantu menunjukkan si Sagitarius yang ternyata di kalangan astronom digelari 'tea pot' karena bentuknya mirip ceret.
Lagi, ternyata di antara rasi Sagitarius dan Scopius 'tersembunyi' Lagoon Nebula, pusat galaksi kita Bimasakti (dari Mas Gabriel saya baru tahu, kalau emang bentuknya mirip tokoh wayah Werkudoro lagi petangtang-petenteng dengan kuku pancanaka-nya).
Seperti orang awam lainnya, saya merasa, oh ternyata Lagoon Nebula 'cuma' kayak gitu ya? Bercak hitam yang sedikit berpendar. Untung ada Galilie Galilio yang menyadarkan kita, kalo enggak kita masih ikutan Copernicus merasa kita di bumi yang gede dan pusat segalanya. Oalah, berjuta-juta tahun-cahaya, dikau memisahkan kami sehingga pusat galaksi 'cuma' bercak.
Di langit selatan, ada si Crux (gubuk penceng-nya gak kelihatan). Lalu di atasnya terlihat si bintang paling terang, Alpha Centauri (Rigil Kentaurus) dan runner-up Betha Centauri yang cemerlang dari rasi Centaurus.
Di langit utara, lewat tengah malam tampak 'summer triangle' Vega dan 'pasangannya' Altair tapi 'anaknya' si Deneb gak saya lihat. Menurut alkisah Mas Adi, Vega dan Altair terpisah Milky Way yang di Jepang dikenal sebagai 'sungai' Tanabata dan pada summer mereka 'bertemu' yang menjadi Valentine's Day di Jepang.
Sayang ya si 'jalur susu' (hihihi ini terjemahan Milky Way) gak terlihat semalam ya. Atau mata saya yang slering alias juling, tidak jeling. Hehehe...
Juara malam kemarin adalah permata M7 yang merebut hati saya sebagai 'bintang pujaan' berikutnya setelah si Yupe. Sayang M7 gak terlihat dengan mata telanjang.

Landhuis IPB Darmaga
Bogor, 1 Juni 2008

No comments: