Setiap kali aku mendatangi sekolah ini, selalu kutemui suasana yang riuh
reda, baik dari dalam kelas maupun di halamannya. Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Kenari ini terdiri dari tiga lantai. Tiap lantainya enam kelas,
masing-masing untuk pagi dan petang. Jadi ada enam sekolah atau pengelolaan
pada satu bangunan ini. Benar-benar padat.
Terlepas dari jumlahnya, murid bisa berada di luar kelas sebelum jam
sekolah usai. Itu yang kutemui saat ini dan mengundang keherananku.
Seingatku waktu SD dulu, sekolahku relatif lengang pada jam belajar. Pagar
sekolahku tinggi kukuh peninggalan Belanda, efektif membatasi siswa maupun
orangtua murid tidak keluar-masuk di jam belajar. Tertib, bersih, rapi dan
teratur yang kurasakan dan tak kutemukan saat ini.
Ternyata kelas Rizka sedang ujian praktek, sehingga murid tumpah ruah
keluar kelas. Padahal terlihat gurunya menguji di luar kelas.
Hari ini aku membayar uang les Rp 30.000 dan uang study tour Rp 55.000 pada
ibu guru walikelas VI. Lagi-lagi tidak ada tanda bukti. Lagi-lagi si ibu
menekankan tidak ada paksaan. Meski sukarela, apa tega tidak mengikutkan
anak kalau satu kelas berangkat? Sementara uangnya ada.
Lagi pula study tour ini masih masuk akal ke Planetarium, Taman Mini dan
museum. Beneran untuk belajar dan baik untuk meredakan ketegangan setelah
ulangan umum sekolah.
Jakarta, 14 April 2008
Friday, May 30, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment