Segala sesuatu yang kita lihat, tidak seperti adanya.Tergantung sudut
pandang mata, kita tidak melihat keseluruhan. Sebenarnya yg kita lihat 2
dimensi (bagian belakang/ada bagian yang tak terlihat mata kita), yg kita
konstruksi (pikiran) sebagai 3 dimensi.
Pandangan kita terhadap sesuatu, tergantung karma kita.
Kita kerap melebih-lebihkan.
Misalnya suffering, kita merasa tidak nyaman karena tidak terbiasa
menderita. Jadi sebenarnya bukan sebab dari luar yg menyebabkan
ketidaknyamanan, tapi kita membandingkan dengan tidak menderita. Ini
distorsi realitas.
Feeling (perasaan) judgement yang membuat kita merasakan nyaman atau tidak
nyaman. Dengan emptyness ada pembebasan (liberation), sehingga perasaan
kita tidak membandingkan atau melebih-lebihkan realitas.
Misalnya dimarahi, tidak nyaman bukan datang dari luar (subyek yg marah),
tapi dari kita. Kalau kita bisa membebaskan judgement dari luar, perasaan
tidak nyaman itu akan hilang berubah menjadi pengertian, mawas diri atau
malah welas asih (compassion).
Jakarta, 20 Mei 2008
Waisak Day
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment