Akhir pekan ini kuliah semester kedua akan dimulai. Hampir dua bulan libur, termasuk aku 'meliburkan diri' dua minggu liputan UNFCCC di Bali awal Desember lalu.
Baru kali ini aku rindu kembali ke kampus dan betul-betul menikmati suasana kuliah yang seperti baru kemarin.
Bukan sekedar belajar-mengajarnya, tapi suasana kelas serta keakraban dan pertemanan yang relatif egaliter di antara 37 siswa ENEMBA Sampoerna-ITB SBM.
Meski kami memiliki senior dan pakar di bidang energi 50-an tahun ke atas, kelas kami bisa geer, bahkan membuatku tertawa lepas terbahak-bahak membahagiakan. Namun juga perdebatan sengit kelas dan 'ruang sindikat' (kelompok maksudnya, bukan mafia) yang produktif dan dewasa. Bukan perkuliahan gaya kuno satu arah, kendati itu tetap ada.
Lebih dari itu kelas kami solider dan sangat cepat tanggap. Terlihat ketika ada usul memberi tambahan THR bagi dua office-boy (OB), tampaknya strata paling bawah yang 'bersentuhan' langsung dengan kelas kami. Tanpa banyak cingcong segera terkumpul Rp 2,4 juta. Sebuah jumlah yang signifikan yang menunjukkan 'ringan hati' kelas kami.
Meski sebagian besar siswa ENEMBA bermobil - sebagaimana kelas master eksekutif negeri ini - jarang yang menampakkan kesan wah. Malah kerap ada nada prihatin terhadap pengendara motor dengan kaki kecil (bocah) yang 'terselip' di tengan orangtuanya. Sebuah kematangan hasil jerih payah meniti karir, bukan gaya OKB (orang kaya baru).
Ini yang membedakan dengan ketika S1 dulu. Di Sosiologi UNAIR dulu egaliter, tapi 'lompat kelas' dan 'menyeberang kuliah' ke program studi Politik dan Psikologi seakan 'menjauhkan' aku dari angkatan-ku. Tak kurasakan 'kedalaman' suasana akrab yang membuat hati merasa nyaman di antara mereka.
Oh ada lagi 'rahasia' bikin kangen kuliah. Makan bersama. Memang benar 'cinta' dari mata turun ke 'perut' (salah ya? :) Walau kadang ngomel menu itu-itu, tapi mangan-ora-mangan sing penting kumpul :D Belum lagi kalo 'penggila kuliner' beraksi, berburu makanan sampai 'berani mati' nyebrang tidak di jembatan.
Ada romansa (kuliah) tersendiri. Ini seakan menebus S1 dulu yang kuliah sambil ugal-ugalan ikut aksi-aksi juga. Jadi tidak sekedar S-nya nambah, tapi ada berbaikan kualitas dan kuantitas. Yang pasti aku merasakan di ENEMBA, gak ada loe gak rame :p
Bravo pioneer ENEMBA !
Jakarta, 1 Februari 2008
Thursday, January 31, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Dari dulu gue udah curiga, masa sih orang sehebat elo kagak punya blog (pribadi), mbak. Eh, kebetulan elo kirim artikel ini ke milis, dan terinspirasilah gue untuk mengontak kawan google, and voila! Here I am!*grin
Post a Comment