Mencermati Dahsyatnya Kemajuan Sektor Pertanian Cina
Dengan panjang 6.380 kilometer, Sungai Yangtze setara dengan enam kali panjang Pulau Jawa. Di samping sebagai irigrasi, setiap tahun sungai ini membawa berkah endapan tanah lumpur subur yang mengukuhkan Cina sebagai penghasil beras nomor satu di dunia.
Saat ini saja 35 persen beras dunia dihasilkan oleh negeri dengan penduduk lebih dari satu miliar itu. Belum lagi kalau tiga dam besar yang dibangun sejak tahun 1994 akan selesai pada tahun 2009.
Negeri yang pernah dijuluki Tirai Bambu itu jelas bakal menjadi tantangan nyata bagi
“Ini proyek yang luar biasa.
Belum lagi upaya intensif Pemerintah Cina untuk meningkatkan teknologi, termasuk di bidang pertanian. Dubes Aa Kustia menyebutkan Cina berhasil dalam riset seperti padi hibrida. “Padi hibrida dalam satu hektar bisa menghasilkan sampai 10 ton (padi). Bahkan dalam suatu percobaan, bisa menghasilkan sampai 14 ton,” ujar Aa Kustia.
Tak pelak kalau Indonesia harus belajar dari Cina. Seperti kata pepatah belajar sampai ke negeri Cina. Untuk itu
Ia mengungkapkan Cina juga berhasil dalam budi daya dan produksi tebu, terutama di Guang Xi. Bahkan, katanya, investor
Sekarang saja, Cina sudah sedemikian digdaya dalam sektor pertanian khususnya perberasan. Apalagi nanti kalau tahun 2009 tiga dam besar itu rampung dengan segala kedahsyatannya.
Kendati demikian, secara diplomatis sang dubes tidak menganggap Cina sebagai ancaman bagi
Diversifikasi Pangan
Di samping itu, Aa Kustia menilai
Lebih lanjut ia menyebutkan rakyat Cina di utara jarang makan nasi, melainkan mie. Sementara rakyat Cina di selatan lebih banyak makan nasi, sehingga ada diversifikasi pangan.
Lebih jauh, sebagai duta besar di Cina, Aa Kustia memandang unsur etos kerja turut berperan dalam keberhasilan, terutama di sektor pertanian ini. Ia melihat etos kerja ras kulit kuning ini luar biasa. “Saya harus akui memang orang Tionghoa luar biasa bekerja. Salah satu contoh, kalau bekerja mereka bekerja, kalau istirahat ya istirahat. Ini challange buat kita. Kalau bahaya, kalau kita tidur ya bahaya kan. Yang penting kita bangun, bagaimana kita bangun menghadapi challange itu,” tandas Aa Kustia.
Semoga pemerintah
1 comment:
Mega, kalau cuma mem-posting tulisan-tulisanmu yang sudah diterbitkan di Sinar Harapan, ya ga ada nilai lebihnya dong .. belum berencana jadi fulltime blogger?
Post a Comment