Umur sosiologis kepala tiga bisa dibilang masih muda, mengingat ini baru setengah usia rata-rata harapan hidup di Indonesia. Namun secara biologis, kepala tiga usia yang telah matang bagi perempuan untuk mengakhiri masa lajang. Bahkan secara biologis pada usia belasan, perempuan telah siap untuk kawin.
Masalahnya kawin tak hanya menuntut kesiapan biologis semata! Dalam masyarakat modern-kosmopolitan, perempuan sebagaimana laki-laki perlu memiliki akses penguasaan sumber daya sosial, ekonomi, bahkan politik berupa ilmu, skill maupun profesi dan kedudukan tertentu. Tanpa itu semua, perlu akan cenderung kembali 'terlempar' ke sektor domestik.
Sementara itu dalam norma konvensional dan secara tradisional, orang 'dipaksa' untuk menerima lembaga perkawinan/keluarga. Hidup lajang secara sosiologis seakan berada di luar tatanan keluarga tradisional.
Jakarta, 2000-an awal
Masalahnya kawin tak hanya menuntut kesiapan biologis semata! Dalam masyarakat modern-kosmopolitan, perempuan sebagaimana laki-laki perlu memiliki akses penguasaan sumber daya sosial, ekonomi, bahkan politik berupa ilmu, skill maupun profesi dan kedudukan tertentu. Tanpa itu semua, perlu akan cenderung kembali 'terlempar' ke sektor domestik.
Sementara itu dalam norma konvensional dan secara tradisional, orang 'dipaksa' untuk menerima lembaga perkawinan/keluarga. Hidup lajang secara sosiologis seakan berada di luar tatanan keluarga tradisional.
Jakarta, 2000-an awal
No comments:
Post a Comment