Wednesday, January 30, 2008

Syukur

Di usia ini aku merasakan sebuah 'kepenuhan' hidup. Meski belum merasa
optimal, namun aku bekerja pada lingkungan baik dan suasana kekeluargaan,
not for living but for life. Tidak berlebihan, namun tidak berkekurangan,
nyaman dengan hidup sehat sederhana.
Apalagi tahun kemarin aku mulai kembali ke bangku sekolah, dengan kolega
kaum eksekutif yang matang dalam hal intelektual dan kebesaran hati dengan
suasana akrab yang baru pertama kali membuatku kangen kuliah.
Terlebih aku memiliki banyak sahabat dan lingkungan (terutama MADHA) yang
sangat mendukungku untuk lebih maju dan berkembang dalam aspek mental,
emosional dan spiritual. Mereka memberiku 'legacy' tak ternilai, yakni
kualitas positif, semangat, penyemangat, nilai dan dampak positif yang
menjadi landasan kehidupan seterusnya yang lebih baik (Kutipan dari Eileen
Rachman & S.Savitri, EXPERD).
Tiada kata lain, selain kubersyukur atas seluruh anugerah yang terindah
ini, para sahabatku.
Semoga kubisa menggenapi syukurku dengan meneruskannya pada orang lain,
menggetarkan kehidupan yang lain pada vibrasi yang lebih tinggi.
Satu hal yang belum kugenapi adalah soulmate. Kuyakini satu soulmate telah
kutemui dengan menguji kesabaranku dan kematangan roh-ku. Semoga masih ada
soulmate lain yang kami akan dipertemukan. Doakan kami ya.

Everything that happens in this world happens at the time God chooses.

Terima kasih, sahabat.

Jakarta, 4 Februari 2008

No comments: