Dari sudut pandang psikologi sosial, secara skeptis
memandang tak ada manusia yang benar-benar altruis
(alter = orang lain).
Sepenuhnya berbuat baik demi orang lain, tanpa
pamrih. Sekecil apa pun, kendati dalam hati atau
suatu saat nanti, ia mengharapkan 'balasan'.
Mulai ucapan terima kasih nyata dan penghargaan
yang kasat mata, hingga 'ganjaran' janji surgawi.
Atau semacam 'investasi'. Kelak suatu waktu nanti
orang itu ingat atau orang lain melakukan hal yang
sama. Di sini termasuk karma baik, Hukum Tabur-Tuai,
siapa menabur kebaikan akan menuai kebajikan.
Atau secara psikologis, berbuat baik menimbulkan
perasaan nyaman, mengindarkan dari dosa dan
melaksanakan perintah agama serta nasihat orangtua.
Bukankah berbuat kebaikan dan memperjuangkan
kemanusiaan kerap didengungkan sebagai salah satu
sumber kebahagiaan dan kedamaian hati?
Karenanya, aku jarang merasa benar-benar berbuat
baik. Yang acap kali terjadi sebenarnya semacam
transaksional, orang demikian baik padaku sehingga
aku membalas kebaikan mereka atau sebaliknya.
Impas jadinya!
Jakarta, 22 Juli 2007
Wednesday, July 25, 2007
Altruisme
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment