Ada 3B yang begitu kusukai, yakni Bed, Bath, Bus/travelling.
Selain kebutuhan meluruskan punggung dan memulihkan sel-sel tubuh, Bed menjadi kesukaanku untuk bergelung dengan inspirasi sampai larut malam bahkan dini hari, lalu menjadi kemewahan tersendiri untuk bangun siang. Hal ini tak pernah dimengerti perempuan segenerasi Mam yang harus bangun pagi, apalagi perawan :) (Emangnya hanya cowok yang sah bangun siang?)
Di samping kebutuhan membersihkan dan menyegarkan tubuh, Bath menjadi tempatku mendapatkan privasi yang lain untuk mendulang inspirasi. Dalam kesendirian dan gemericik air kerap datang ide dan imajinasi liarku.
Travelling adalah hal yang paling menarik. Tidak sekedar berpetualang, tapi ini bagian dari kebutuhanku keluar dari belantara kota yang penuh dengan beton penghalang pandangan ke cakrawala. Memandang lepas bebas sampai kaki langit terasa melempangkan hati dan meluaskan pikiran.
Keleluasan tak hanya pada cara pandang secara fisik, tapi juga visi dalam konteks luas. Keluasan cara pandang memberi altar perspektif lain yang jarang terpikirkan.
Misalnya ketika aku melihat titik air di kaca terasa hidup bagai anak katak melata berkejaran. Menggelikan bagiku. Hal ini pasti sulit didapatkan di tengah kepadatan belantara beton kota.
Malang-Surabaya, 3 Januari 1995
Selain kebutuhan meluruskan punggung dan memulihkan sel-sel tubuh, Bed menjadi kesukaanku untuk bergelung dengan inspirasi sampai larut malam bahkan dini hari, lalu menjadi kemewahan tersendiri untuk bangun siang. Hal ini tak pernah dimengerti perempuan segenerasi Mam yang harus bangun pagi, apalagi perawan :) (Emangnya hanya cowok yang sah bangun siang?)
Di samping kebutuhan membersihkan dan menyegarkan tubuh, Bath menjadi tempatku mendapatkan privasi yang lain untuk mendulang inspirasi. Dalam kesendirian dan gemericik air kerap datang ide dan imajinasi liarku.
Travelling adalah hal yang paling menarik. Tidak sekedar berpetualang, tapi ini bagian dari kebutuhanku keluar dari belantara kota yang penuh dengan beton penghalang pandangan ke cakrawala. Memandang lepas bebas sampai kaki langit terasa melempangkan hati dan meluaskan pikiran.
Keleluasan tak hanya pada cara pandang secara fisik, tapi juga visi dalam konteks luas. Keluasan cara pandang memberi altar perspektif lain yang jarang terpikirkan.
Misalnya ketika aku melihat titik air di kaca terasa hidup bagai anak katak melata berkejaran. Menggelikan bagiku. Hal ini pasti sulit didapatkan di tengah kepadatan belantara beton kota.
Malang-Surabaya, 3 Januari 1995
No comments:
Post a Comment