The key of happiness is on our mind!
Be rejoice if someone happy
Contentment,
Do not harm ourselves, do not harm the others
Patience (Shanti)
Forgiveness, when someone harm us, to bring peace of mind for ourselves and the world
Courage to think the benefit of the others
If we think something is good (positive) – even on difficult condition we could be happy. To be happy we should think the benefit in our mind, so we could transform that problem into happiness. If we give positive labeling, then we could be grateful.
Complete happiness come from a
good heart
peace of mind
contenment
self improvement
liberation of samsara.
Resumed from the dharma teaching of Lama Zopa Rinpoche in Jakarta, February 24, 2009
Tuesday, August 25, 2009
Everyday Spirituality
Wake up every morning with grateful heart, that we are still alive and could dedicated our life for the others
In every minute cultivate in our mind the cause of the happiness through give benefit for the others. For instance, when we take a shower that means we clean up our body for the others. So the people do not smell our odor.
Compassion, do not harm the others and serve them to liberate others from their samsara
In every minute cultivate in our mind the cause of the happiness through give benefit for the others. For instance, when we take a shower that means we clean up our body for the others. So the people do not smell our odor.
Compassion, do not harm the others and serve them to liberate others from their samsara
Listen To
Mendengar dalam bahasa Inggris mempunyai nuansa tersendiri. Kata ‘hear’ hanya mensyaratkan memiliki telinga sebagai indra pendengaran dan cukup ada obyek yang mengeluarkan bunyi.
Sementara kata ‘listen’ yang harus ditambah ‘to’ memiliki subyek yang didengar dan mensyaratkan kita aktif memperhatikan suara yang keluar dari si subyek kedua atau ketiga.
Dengan begitu orang bisa ‘hear’ dengan memasang telinga, namun tidak mendengarkan (listen to).
Jakarta, mid 2009
Sementara kata ‘listen’ yang harus ditambah ‘to’ memiliki subyek yang didengar dan mensyaratkan kita aktif memperhatikan suara yang keluar dari si subyek kedua atau ketiga.
Dengan begitu orang bisa ‘hear’ dengan memasang telinga, namun tidak mendengarkan (listen to).
Jakarta, mid 2009
Pay it forward
Sebelumnya aku tidak menyadari keelokan dan kedalaman kata terima kasih. Ketika kuucapkan pelan-pelan, dua kata ini demikian indahnya. Terima, yang bernuansa pasif bergabung dengan kata ‘kasih’ yang bisa berarti aktif memberi. Dengan demikian kata terima kasih mengisyaratkan pay it forward, kita menerima dan akan memberikannya kembali suatu saat nanti.
Namun kata kedua ‘kasih’ juga bisa bernuansa kata sifat, welas asih (compassion). Sehingga terima kasih mengisyaratkan kita menerima cinta yang penuh welas asih tadi. Indah bukan?
Andai kata ini diucapkan dan diresapkan dalam hati, betapa dahsyat makna kata terima kasih ini.
Jakarta, mid 2009
Namun kata kedua ‘kasih’ juga bisa bernuansa kata sifat, welas asih (compassion). Sehingga terima kasih mengisyaratkan kita menerima cinta yang penuh welas asih tadi. Indah bukan?
Andai kata ini diucapkan dan diresapkan dalam hati, betapa dahsyat makna kata terima kasih ini.
Jakarta, mid 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)