Friday, August 22, 2008

Creative Thinking

Membaca The Power of Know, menyegarkanku kembali pada 'kata-kata ajaib' kini dan di sini. Dengan pemahaman yang mengambang, "kini dan di sini" menjadi sekedar sebuah petuah rapuh yang mudah luluh 'dimakan' waktu.
Namun Eckhart Tolle mencoba mengingatkan pemikiran kreatif yang lebih mudah 'dihadirkan' dalam kekinian. Ini mengembalikanku pada 3B: 'bed, bath, bus/traveling.' Inilah aat yang paling kucintai yang kerap memunculkan pemikiran dan ide-ide kreatif, kala pikiran terserap kekinian gemericik air, keindahan pemandangan atau kantuk yang tertahan pada satu fokus. Betapa ajaibnya kekinian membawa hal-hal yang selama ini tak terpikirkan secara konvensional. Ternyata rasio dan pemikiran analitis masih kalah dengan kesadaran "kini & di sini" meski butuh latihan gigih untuk terus menghadirkannya.

Jkt-Bdg, 16 Agustus 2008

Friday, August 8, 2008

Life Excellent

Kamis kemarin kebetulan aku mendengarkan program radio Life Excellent-nya Jamil Azaini.
Hidup mulia yang memiliki kesuksesan dalam mencapai tahta, cinta, harta, dan memberi manfaat bagi makhluk lain.
Untuk hidup excellent, orang perlu berubah dan terus mengembangkan diri, yang tentu saja tidak mudah.

Jamil menyarankan yang paling mudah dari memperhatikan fisik dulu dengan "tiga olah" : olah raga, olah makan dan olah napas. Ini terdengar sederhana, namun tidak segampang yang dikatakan.
Olah raga teratur dan konsisten bukan perkara mudah. Harus ada kegigihan niat untuk menerapkannya.
Dari tiga olah itu, dengan yoga kita setidaknya sudah mendapatkan dua di antaranya dengan relatif lebih ringkas.
Banyak gerakan yoga yang tampak sederhana berdampak luar biasa untuk peregangan dan olah napas.
Ini masalah pembiasaan nantinya.

Sembari konsisten dengan tiga olah tadi, pengembang kecerdasan kognitif patut diperhatikan. Food for tought, bahasaku. Bisa dari membaca, belajar dan olah otak lainnya, macam brain gym. Lagi-lagi masalah pembiasaan menjadi kebiasaan.

Yang lebih sulit, pengembang kecerdasan emosional. Buddha mengajarkan dengan cara sederhana, kalau tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan menyakiti. Padahal untuk tidak menyakiti dengan perkataan, niat dan perbuatan bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan mindfullness yang terus-menerus. Jadi ingat dengan pemeriksaan batin, memahami gerak-gerik hati dengan menyingkirkan yang batil.

Yang paling sulit mungkin kecerdasan spiritual. Menjaga keterhubungan energi dengan yang Maha Segalanya sembari tetap mempertahankan kebaikan buat sesama. Seimbang vertikal dan horisontal layak palang, hamblumin Allah hamblumin annas dalam Islam.

Jakarta, 9 Agustus 2008